ChannelOne23.com, Makassar – Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Letjen TNI (purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K), memberikan pidato kunci (keeynote speech) pada Seminar bertema “Integrated Medicine in the 4.0 Era”. Kegiatan ini merupakan bagian dari Seminar Kedokteran Dies Natalis ke-64 dan Pertemuan Ilmiah Berkala ke-21 Fakultas Kedokteran Unhas, berlangsung di Baruga A.P. Pettarani, Kampus Unhas Tamalanrea, Minggu (26/1).
Seminar dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Dr. Abdul Hayat Gani) yang mewakili Gubernur Sulawesi Selatan, Rektor Unhas (Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA), para dekan di lingkungan Unhas, serta ribuan peserta yang sebagian besar merupakan dokter.
Dalam pidato kuncinya mengawali acara, Menter Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan tentang kebijakan sektor kesehatan yang menjadi fokus pemerintah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 saat ini mengarah kepada peningkatan akses pelayanan kesehatan, melalui beberapa aspek seperti penguatan dasar, promotif dan preventif yang kemudian didukung oleh inovasi pemanfaatan teknologi.
“Dalam rangka memenuhi target RPJMN tersebut, kami menerapkan setidaknya lima strategi, yaitu: gerakan kesehatan ibu dan anak untuk mengatasi masalah stunting dan menekan angka kematian ibu dan anak, percepatan gizi masyarakat dengan kearifan lokal, penurunan angka penyakit yang bersinergi dengan kementerian dan lembaga lain, penguatan germas, dan pengawasan obat dan makanan yang beredar di masyarakat,” kata Terawan.
Dr. Terawan selanjutnya mengatakan bahwa pada era ini millenial terjadi beberapa pergeseran pola penyakit, demografi, ekonomi, budaya dan perilaku manusia yang mempengaruhi produktivitasnya dimasa mendatang. Pergeseran ini perlu diantisipasi dengan penyiapan tenaga medis khsusnya dokter yang memadai.
“Tercatat bahwa kita memiliki kurang lebih 142.119 dokter yang terdaftar di KKI. Ini secara rasio terpenuhi, namun penyebarannya tidak merata. Produksi dokter telah melebihi yang diharapkan, tapi kenyataannya masih ada banyak puskesmas yang tidak ada dokter,” papar Terawan.
Untuk mengatasi hal tersebut, pihak Kementerian Kesehatan sedang mempersiapkan pendekatan untuk mendorong penyebaran dokter yang lebih merata. Hal itu dapat terwujud jika didukung oleh para dokter sendiri.
“Saya harap alumni Unhas tidak manja, mau ditempatkan dimanapun. Saya harapkan para alumni bisa merubah mindset dan siap sedia melayani masyarakat di manapun. Unhas bisa menjadi rujukan bagi perguruan tinggi lain dalam hal dukungan untuk distribusi dokter,” kata Terawan.
Di akhir pidatonya, Dr. Terawan menyampaikan harapannya kepada Fakultas Kedokteran yang telah memasuki usia ke-64. Sebagai lembaga penghasil dokter dan tenaga medis, FK Unhas perlu menangkap kebutuhan masyarakat.
“Saya berharap FK Unhas mampu mencetak lulusan dokter yang dapat melihat dan menjawab peluang serta tantangan yang ada, selalu menjaga kompetensinya, mengerakkan masyarakat untuk lebih promotif dan preventif, serta menguatkan gerakan masyarakat hidup sehat,” kata Terawan.
Acara seminar kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan paparan dari para nara sumber, yaitu: Dr. Sahruddin bin Jalam (Menteri Besar Johor, yang juga merupakan alumni FK Unhas), Gubernur Sulawesi Selatan yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Provinsi (Dr. Abdul Hayat Gani), dan Guru Besar FK Unhas (Prof. dr. Irawan Yusuf, Ph.D).(*)
Ishaq Rahman, AMIPR