Makassar, ChannelOne23.com – Universitas Hasanuddin, Forum Rektor Indonesia (FRI) bersama dengan Bank Indonesia menyelenggarakan Seminar dan Forum Group Discussion (FGD). Kegiatan yang mengusung tema “Stabilitas Ekonomi Kawasan Dalam Era VUCA” berlangsung di Ruang Senat Akademik Unhas, Lt. 2 Gedung Rektorat Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Jumat (24/01).
Turut Hadir Rektor Unhas (Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA,) beserta para wakil rektor, Ketua Forum Rektor Indonesia (Prof. Dr. Yos Johan Utama, SH., M. Hum), Dekan lingkup Unhas, Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia dari beberapa Universitas di Indonesia, serta tamu undangan. Sebanyak 32 rektor dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia juga turut hadir dalam Seminar dan FGD ini.
Adapun sebagai pemateri yakni Prof. Miranda S. Goelthom, SE., MBA., Ph. D. (Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Mantan Gubernur Bank Indonesia), dan Endang Kurnia Saputra, SE., MBA (Direktur, Grup Advisory Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Sulawesi Selatan).
Dalam sambutannya mengawali acara, Rektor Unhas Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan wadah mendengarkan pendapat akademisi tentang stabilitas ekonomi Indonesia secara khusus dalam menghadapi era VUCA.
VUCA merupakan singkatan dari Volatile (penuh gejolak), Uncertainty (ketidakpastian), Complexity (rumit), dan Ambiguity (serba kabur). Terminologi ini mulai diperkenalkan paska perang dingin, dimana ketika Uni Sovyet bubar, situasi dunia Barat yang kehilangan musuh tunggal dianggap berada dalam situasi VUCA.
“Tema ini sangat menarik untuk kita bahas. Era VUCA yang penuh ketidakpastian, dan sangat kompleks, mempengaruhi segala aspek kehidupan. Melalui forum ini, kita berdiskusi untuk bagaimana bisa menghadapi era tersebut,” jelas Prof Dwia.
Lebih lanjut, Prof Dwia berharap forum diskusi tersebut bisa melahirkan gagasan sebagai bentuk kontribusi dari Forum Rektor Indonesia untuk Indonesia.
Kegiatan Seminar dan FGD secara resmi dibuka oleh Prof. Dr. Yos Johan Utama, SH., M. Hum., sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia. Dalam sambutannya, beliau menceritakan secara singkat tentang perekonomian dunia saat perkembangan teknologi belum berkembang pesat seperti sekarang.
Beliau menuturkan, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengetahui lebih jauh tentang era VUCA yang mungkin masih asing bagi beberapa kalangan.
“Isu VUCA sebenarnya sudah ada sejak lama. Tapi, baru beberapa tahun terakhir menjadi perbincangan hangat seiring dengan berkembangnya teknologi. Masih banyak yang belum mengetahui era VUCA itu seperti apa. Hal ini salah satunya dipicu oleh kurangnya literasi masyarakat,” jelas Prof Yos.
Prof. Miranda S. Goelthom, SE., MBA., Ph. D sebagai nara sumber secara khusus memaparkan “Indonesia Dalam Menghadapi Era VUCA”. Istilah ini menjadi perbincangan hangat di era sekarang, sebab mempengaruhi segala bidang kehidupan. Salah satunya stabilitas perekonomian dunia yang mengalami perubahan drastis.
“Hal ini diakibatkan peningkatan peran sektor keuangan dalam perekonomian dunia yang menggeser ciri pasar keuangan yang awalnya economic shock absorber berubah menjadi shock amplifier,” kata Prof Miranda.
Ketika teknologi informasi mengalami revolusi dan keadaan lingkungan yang ikut berubah terjadi secara bersamaan menjadi pemicu dari keadaan yang penuh gejolak (Volatility), tidak pasti (Uncertainty), rumit (Complexity), dan serba kabur (Ambiguity).
“Kondisi ini tidak terlihat langsung, namun ini lebih mengerikan dari virus. Kita yang awalnya hidup secara konvensional secara signifikan mengalami gejolak dan ketidakpastian,” tambah Prof Miranda.
Para peserta yang hadir sangat antusias mengikuti jalannya diskusi. Berbagai pandangan disampaikan oleh para peserta yang didominasi oleh rektor dan pimpinan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia.
Kegiatan yang dipandu oleh Dr. H.M. Nasrullah Yusuf, SE, MBA (Rektor Univ. Teknokrat Indonesia Lampung) sebagai moderator dan dihadiri kurang lebih 150 peserta dari kalangan akademisi berlangsung hingga pukul 16.30 WITA.(*)