Pengukuhan Dua Guru Besar Bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Bidang Perencanaan Pembangunan

0
253

Makassar, ChannelOne23.com – Universitas Hasanuddin kembali mengelar Rapat Paripurna Senat Akademik dalam rangka Upacara Penerimaan Jabatan Professor dalam bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Bidang Ilmu Perencanaan Pembangunan. Upacara Penerimaan Jabatan Professor berlangsung di Ruang Senat Akademik Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Rabu (22/01), mulai pukul 09.00 WITA.

Proses pengukuhan dihadiri oleh Rektor Unhas, Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., Ketua, Sekretaris, dan Anggota Senat Akademik, Dewan Professor, tamu undangan, serta keluarga besar dari dua professor yang dikukuhkan.
dengan nomor keanggotaan 397

Dua Professor yang dikukuhkan masing-masing adalah:

1. Prof. Dr. drg. Ardo Sabir, M. Kes. Profesor dalam bidang Ilmu Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Unhas. Dikukuhkan sebagai guru besar ke-397.

2. Prof. Dr. Nursini, SE., MA. Professor dalam bidang Ilmu Perencanaan Pembangunan, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis. Dikukuhkan sebagai guru besar ke-398.

Dalam sambutannya, Rektor Unhas, Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., mengucapkan selamat kepada dua professor yang dikukuhkan. Beliau berharap, bertambahnya Guru Besar di Unhas akan memberikan dampak pada pengembangan SDM dalam mendukung Unhas sebagai humaniversity, lembaga pendidikan yang berkontribusi kepada masyarakat.

Lebih lanjut, dalam kesempatan tersebut, Prof Dwia juga mengajak semua yang hadir untuk memberikan dukungan terhadap upaya Unhas untuk berkiprah di kancah internasional.

“Kami mohon dukungan para mitra, alumni, dan akademisi agar bersama-sama terlibat aktif dalam upaya Unhas menjadi lebih baik kedepan. Saat ini Unhas tengah berupaya untuk meningkatkan mutunya untuk mendapatkan pengakuan dunia, yang salah satu indikatornya melalui perengkingan. Olehnya itu, saat ini kami menggelorakan slogan CATCH WCU agar semua elemen bisa terlibat aktif untuk itu,” jelas Prof Dwia.

Prof Dwia berharap segala upaya strategis yang dilakukan Unhas untuk menjadi lebih baik kedepan bisa mendapat dukungan.

Sebelumnya, masing-masing guru besar menyampaikan pidato penerimaan, yang membahas bidang keahlian.

*Prof. Dr. drg. Ardo Sabir, M. Kes.*

Dalam pidato penerimaannya, Prof Ardo menjelaskan tentang “Prospek Pemanfaatan Propolis Pada Perawatan Endodontik”. Secara umum propolis mengandung banyak komposisi seperti resin, lilin (wax), minyak esensial, bee pollen, maupun debris yang diketahui memiliki berbagai aktivitas biologis maupun farmakologis antara lain sebagai bahan anti bakteri, anti inflamasi, anti fungsi, regenerasi jaringan, dan imunomodulator.

Jaringan keras gigi dapat mengalami kerusakan oleh bakteri kariogenik beserta produknya, trauma mekanis, dan sebagainya, yang mana salah satu perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan perawatan endodontik atau perawatan saluran akar yang lebih dikenal masyarakat sebagai perawatan syaraf gigi.

Prof. Ardo mengatakan propolis dapat digunakan pada berbagai aspek perawatan endodontik, seperti sebagai bahan Kaping Pulpa langsung, larutan irigasi dan medikamen saluran akar, serta medium penyimpanan gigi avulsi. Propolis memiliki berbagai efek biologis dan farmakologis. Namun, sampai saat ini upaya hilirisasi bahan propolis untuk menjadi produk yang dapat digunakan pada tindakan preventif maupun kuratif penyakit gigi masih menemui beberapa tantangan.

“Belum dilakukan standardisasi dari komposisi propolis yang akan dipakai, reaksi alergi yang diakibatkan pemakaian propolis, maupun interaksi antara propolis dengan obat-obat sintetik tertentu belum sepenuhnya diketahui merupakan tantangan tersendiri yang dihadapi,” jelas Prof Ardo.

*Prof. Dr. Nursini, SE., MA.*

Sementara itu, Prof. Dr. Nursini, SE., MA., dalam pidato penerimaannya menjelaskan tentang “Reaktualisasi Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Era Digital”.

Prof Nursini mengatakan bahwa permasalahan pembangunan di daerah menjadi sangat kompleks, berimplikasi terhadap tuntutan peningkatan peran pemerintah daerah dalam memperkuat sistem perencanaan pembangunan. Kompleksitas tersebut ditandai dari beberapa aspek salah satunya perubahan lingkungan yang begitu cepat akibat kemajuan teknologi yang tidak disertai dengan kontribusi positif terhadap pembangunan ekonomi.

Dengan kompleksitas permasalahan pembangunan, setidaknya patut diyakini bahwa pemecahannya tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan generik apalagi disertai dengan regulasi/program pemerintah pusat yang lebih mendominasi, tetapi harus dirumuskan oleh pemerintah daerah sendiri melalui proses yang utuh dan berbasis pada kebutuhan masyarakat di daerah.

“Saya mengakui regulasi dalam bentuk perundang undangan dari pemerintah pusat adalah sangat dibutuhkan, tetapi harus dibatasi pada tataran payung kebijakan saja. Berikan tanggung jawab dan fleksibilitas yang tinggi kepada pemerintah daerah dalam berinovasi untuk mengisi payung kebijakan tersebut dalam bentuk perumusan program dan kegiatan yang dibutuhkan oleh daerahnya,” jelas Prof Nursini.

Dalam era digital, penerapan e-planning dan e-budgetting adalah suatu keharusan bagi seluruh pemerintah daerah yang harus didukung oleh political will dari pihak eksekutif dan legislatif untuk mewujudkan hal tersebut.

Di akhir pidato pengukuhannya, Prof Nursini mengatakan bahwa keberhasilan dan kegagalan pembangunan daerah sangat ditentukan oleh kapabilitas pemerintah daerah dalam menemukan dan merumuskan sendiri sistem (struktur, proses, dan mekanisme) perencanaan yang konsisten dengan penganggaran daerahnya masing-masing.(*)

Ishaq Rahman, AMIPR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here